Rabu, 29 Mei 2013

Berita Investigasi

Si Sadis Pemakan Hati Ibunya


SURABAYA - Polisi terus melakukan pemeriksaan terhadap pelaku pembunuh ibu kandung, Supardi (26), warga Karangploso 14, Bangkingan Wetan, Surabaya. Fakta baru yang ditemukan polisi, tersangka memakan hati ibunya, Akhiyah (30).
Hal ini diungkapkan oleh Kanit Resmob Polrestabes Surabaya, AKP Agung Pribadi. Menurutnya, setelah melakukan pemeriksaan lebih mendalam, tersangka mengaku memakan hati ibunya usai memenggal kepala sang ibu.
“Hati ibunya dimakan, setelah memenggal kepalanya lalu membedah dada ibunya sendiri,” kata Agung di Mapolrestabes Surabaya.
Agung juga mengatakan, Akhiyah sekarat setelah tengkuknya dipukul menggunakan palu oleh anak ketiganya tersebut. “Untuk memastikan ibunya sudah meninggal, tersangka lalu memenggal kepala ibunya dengan parang. Kemudian tersangka merobek dada ibunya itu menggunakan pisau dapur,” ungkap Agung.
Selanjutnya, setelah merobek dada ibunya, masih menurut Agung, tersangka mengambil organ hati Akhiyah dengan tangannya. “Hati yang masih berlumur darah itu kemudian ditampung dalam rantang plastik. Sebagian hati itu kemudian dicabik menggunakan tangan dan dimakannya,” ujarnya.
Hati itu tak dimakan seluruhnya, Supardi masih menyisakan sebagian hati tersebut. Setelah itu dia pulang ke rumahnya yang berjarak sekitar 20 meter dari rumah orangtuanya tersebut. Bapak satu anak itu lantas membersihkan bercak darah yang menempel di baju.
Sejauh ini polisi tidak mengetahui alasan pelaku memakan hati ibunya. “Tersangka tidak menjelaskan alasannya memakan hati itu. Dia cuma mengatakan rasanya enak saat memakannya,” ujar Agung.

Rabu, 22 Mei 2013

Berita di UMSurabaya

Si Hebat Cleaning Service dari UMSurabaya


SURABAYA - Inilah sosok wanita yang hebat yang berasal dari Sidoarjo, bekerja tak kenal lelah untuk memenuhi kehidupannya, nama lengkap wanita ini Ardila Hafni, dia tinggal di daerah Wadung Asri Sidoarjo. Dia bekerja sebagai cleaning service pertama kali di UMSurabaya mulai bulan Januari 2013, pada saat itu dia bisa bekerja di UMSurabaya karena mendapatkan informasi dari teman suaminya sendiri, dari sinilah dia bekerja menjadi cleaning service. Sebelum menjadi cleaning service di UMSurabaya, Ardila juga pernah bekerja di sebuah pabrik yang tidak jauh dari rumahnya tapi waktu itu dia hanya sebentar saja bekerja dipabrik tersebut karena kurang nyaman.Ardila Hafni bekerja sebagai cleaning service di UMSurabaya sejak bulan Januari sampai sekarang itu semua dia lakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,meskipun di usia nya yang masih 20 tahun.
Ardila Hafni merasa nyaman dan senang bisa bekerja di UMSurabaya karena banyak teman dan bisa punya penghasilan sendiri tanpa menggantungkan penghasilan suaminya, justru dia melakukan ini semua untuk membantu perekonomian keluarganya karena penghasilan suami yang tidak pasti. Gaji yang diterimanya sebagai cleaning service pada saat dia pertama bekerja Rp 900.000 tapi setalah lepas dari out sourcing Ardila Hafni mendapatkan gaji sebesar Rp 1.150.0000 tiap bulannya. 
Dalam menjalani sebagai cleaning service ada banyak suka duka yang dialami Ardila Hafni seperti dia harus bekerja sebagai cleaning service yang jaraknya jauh dari rumah otomatis dia harus berangkat dari rumah pukul 05.00 WIB karena dia mulai bekerja pukul 06.00 WIB. Walaupun begitu dia tetap merasa senang karena selama bekerja sebagai cleaning service di UMSurabaya dia mempunyai banyak teman, dan teman-teman Ardila Hafni selalu mengajak bercanda. Maka dari itu dia lebih memilih bekerja sebagai cleaning service dari pada bekerja sebagai buruh pabrik, karena bekerja sebagai buruh pabrik terdapat shift pagi dan malam.
Ardilah Hafni merupakan wanita yang hebat dan tangguh serta memiliki jiwa Kartini. Dia melakukan ini semua dengan ikhlas dan tulus demi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan untuk membantu perekonomian keluarga di karenakan gaji suami yang tidak pasti, walaupun Ardila Hafni merupakan satu-satunya wanita yang bekerja sebagai cleaning service di UMSurabaya dia tidak merasa malu dan minder.
Manfaat yang di peroleh dari pekerjaan ini, dia bisa lebih mengerti mengenai bagaimana cara tersenyum dengan baik dan sopan, bersikap ramah kepada orang lain, dan bagaimana cara membersihkan dengan baik. Di samping itu, dia merasa mandiri karena sudah tidak bergantung lagi pada orang tua dan merasa berguna dan dibutuhkan oleh orang lain.